Berawal dari mengagumi musik,dalam usia
10 tahun maher telah menguasai keyboard.Maher juga termotivasi oleh
ayahnya yang juga seorang musisi handal di kota Tripoli,
Libanon.Menurut Maher,“Saya sangat mencintai dunia musik, namun saya
tidak menyukai hal-hal yang ada di sekilingnya.”
Pada Ahirnya Maher Zain menemukan
keraguan bermusik,Maher bertemu dan bergabung dalam komunitas Muslim
yang ada di Stockholm. Sejak saat itu Maher Zain,aktif dalam kegiatan
masjid dan merasa lebih berarti dari pada sebuah rumah baginya.
Maher juga pernah menjelaskan bahwa
lagunya dedikasi kepada ibunya agar terus menjadi bahagia,bukan lagu
yang membuat sedih ibunya. Fadly dari band Padi Indonesia juga
berkontribusi terhadap lagu Maher Zain yang berjudul “Untuk Rest Of My
Life” dalam Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar